PENGEMBANGAN SCIENCE AND TECHNOPARK GARAM DI MADURA SEBAGAI MEDIA DEMPLOT INTENSIFIKASI GARAM RAKYAT UNTUK PEMENUHAN GARAM BAHAN BAKU INDUSTRI

  • PDF

PENGEMBANGAN SCIENCE AND TECHNOPARK GARAM DI MADURA

SEBAGAI MEDIA DEMPLOT INTENSIFIKASI GARAM RAKYAT UNTUK

PEMENUHAN GARAM BAHAN BAKU INDUSTRI

  DSC 7673

Pamekasan 11 September 2015, Rektor Universitas Trunojoyo Madura Dr. Drs. Ec. H. Muh. Syarif, M.Si., mengunjungi petani garam di Desa Majungan, Kecamatan Pademawu dalam rangka Festival Garam Nasional 2015. Dalam Kunjungan untuk mendampingi lawatan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (RI) Susi Pudjiastuti yang juga dihadiri oleh Bupati Pamekasan Drs. H. Achmad Syafii Yasin, M.Si, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, Serta Dinas SKPD terkait. Dalam sharing Dengan petani garam ”Petani garam merasa rugi karena masih maraknya impor garam. Sebab, adanya impor garam membuat garam kami tidak laku,” keluh petani, Ahmad di hadapan Susi.

 DSC 7693

Mendengar keluhan itu, Susi berjanji akan memperjuangkan aspirasi petani garam. Dia akan berusaha masuk ke dalam tim impor garam. Hal itu agar bisa mengontrol impor garam. Kebutuhan garam impor, kata Susi, hanya 1,1 juta ton. ”Garam impor tidak boleh lebih dari itu,” katanya. Susi menilai kualitas garam Madura cukup bagus. ”Jika garam sebagus ini masih dihargai murah, Ayo kita demo saja. Saya akan ikut bersama bapak-bapak ke Kementerian Perdagangan,” ajaknya kepada nelayan seraya menunjuk tumpukan garam hasil panen masyarakat.

 DSC 7605

Susi juga berjanji akan membawa sampel garam Madura ke luar negeri untuk diuji lab. Sebab, lab yang sering digunakan di Indonesia kurang meyakinkan. ”Kalau SNI di Indonesia kurang kooperatif, kita bawa saja untuk dicek di laboratorium indepen, baik ke eropa ataupun singapura,” tandasnya. Kementerian Kelautan dan Perikanan juga bakal menganggarakan Rp 160 miliar untuk program bantuan geoisolator. Susi membagi untuk 40 sentra garam. Setiap sentra dialokasikan Rp 4 miliar.

Yang penting, petani harus siap untuk gotong royong dan sama-sama memperbaiki kualitas garam. Ketika kualitas garam tercapai, pihak terkait tidak bisa menyalahi petani. ”Kalau kualitasnya jelek, hitam, dan garamnya basah, ya tidak boleh berontak jika harganya murah,” pungkasnya. Acara yang di gagas oleh Prodi Ilmu Kelautan UTM inidilanjutkan dengan kunjungan ke tambak garam disekitar lokasi kunjungan tersebut.

 

Share this post

Add comment


Security code
Refresh