PENGEMBANGAN SCIENCE AND TECHNO PARK GARAM DI PULAU MADURA

  • PDF

PENGEMBANGAN SCIENCE AND TECHNO PARK GARAM

DI PULAU MADURA

“DEKLARASI OUTPUT FESTIVAL GARAM NASIONAL 2015”

1

 Garam merupakan salah satu komuditas sektor maritim yang memiliki peran strategis baik untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk aneka industry dalam berbagai skala. Keberadaan garam hingga saat ini belum dapat digantikan komuditas lain, sehingga ketersediaan dan pasokannya harus dijamin keberlanjutannya. Oleh karena strategisnya komoditas garam ini, sehingga banyak pihak berkepentingan yang menyebabkan kompleksnya permasalahan garam khususnya pada tingkat produsen sebagai ujung tombak dari penyedia pasokan garam nasional.

Madura merupakan penghasil garam utama dengan sentra garam berada di empat kabupaten yaitu Kabupaten Sampang, Pamekasan, Sumenep dan Bangkalan. Berdasarkan luas lahan, tambak garam di Madura mencapai 30 % luas tambak garam nasional. Sentra garam lainnya terdapat di Provinsi Jawa Timur, NTT, Jawa Tengah , Jawa Barat, NTB dan Sulawesi Selatan. Sedangkan dilihat dari tingkat produksinya pada Tahun 2014, sumbangan Madura terhadap produksi nasional mencapai 600 ribu ton atau setara dengan 35% dari produksi nasional (Efendy et al, 2015).

 2

Kendala utama pengembangan garam rakyat adalah stagnansi penerapan teknologi. Teknologi yang digunakan sejak dahulu hingga saat ini tidak menghasilkan perubahan inovasi teknologi produksi yang signifikan. Sebagian besar teknologi produksi garam rakyat masih menggunakan metode penguapan air laut dengan bantuan cahaya matahari (solar evaporation), sehingga produksi garam sangat tergantung pada cuaca. Upaya diseminasi inovasi teknologi produksi garam kepada petambak garam rakyat dihadapkan pada kendala lemahnya permodalan dan kondisi sosial budaya petambak garam. Lemahnya permodalan usaha berimplikasi sulitnya petambak garam untuk menyisihkan pendapatan untuk mengakses dan menerapkan inovasi teknologi dalam produksi garam. Kondisi ini diperburuk dengan kurangnya pembinaan dan minimnya jumlah inovasi atau riset tentang garam. Stagnansi inovasi teknologi produksi menyebabkan produktivitas dan mutu garam rakyat rendah. Minimnya diseminasi inovasi menyebabkan stagnasi teknologi produksi.

3 

Pengelolaan usaha oleh petambak garam mulai masa produksi hingga distribusi masih dilakukan secara tradisional tanpa memperdulikan prinsip-prinsip manajemen pengelolaan yang baik (best practice management). Keterbatasan pengetahuan menjadi hambatan internal petambak garam dimana pengelolaan tambak garam berdasarkan pengetahuan secara turun-temurun tanpa perkembangan inovasi teknologi yang berarti. Kondisi ini menjadi masalah karena tiadanya perhitungan yang akurat dan cenderung kurang efisien dalam pemakaian tenaga kerja..Disamping aspek teknis tersebut, permasalahan lainnya yang dihadapi petambak garam adalah dalam aspek sosekbud di antaranya melimpahnya garam impor di pasar naisonal, bargaining position kelembagaan petambak garam yang masih lemah, serta rendahnya akses petambak garam kita terhadap pasar, modal dan informasi.

 4

Untuk itu penumbuh kembangan riset dan percepatan diseminasi inovasi teknologi garam menjadi kebutuhan mendesak dalam upaya swasembada garam yang dicanangkan pemerintah.Pengembangan Science dan Techno Park (STP) garam merupakan solusi strategis dalam pengembangan kawasan pesisir sentra garam dengan pendekatan percepatan penyebaran inovasi teknologi kepada masyarakat.Tujuan dari pengembangan STP garam adalah untuk membuat link yang permanen antara perguruan tinggi, pelaku industry / bisnis / finansial, pemerintah, masyarakat dan non goverment organization. STP mencoba menggabungkan ide, inovasi, dan know – how dari dunia akademik dan kemampuan financial dan marketing dari dunia bisnis.

 Di harapkan dari penggabungan ini dapat meningkatkan dan mempercepat pengembangan produk garam dari hulu ke hilir serta mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan inovasi keproduk yang dapat dipasarkan, dengan harapan untuk memperoleh economic return yang tinggi. Inovasi yang dapat di kembangkan dalam STP garam tersebut mencakup upaya: (a) peningkatan produktivitas dan mutu garam; (b) peningkatan nilai tambah garam; dan (c) penguatan kapasitas usaha petambak garam.

5 

Inisiatif strategis ini dideklarasikan bersama oleh Universitas Trunojoyo Madura dan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai ouput dari pelaksanaan festival garam nasional yang pertama di Kabupaten Pamekasan pada tanggal 12 september 2015. Keberadaan Universitas Trunojoyo Madura di pulau Madura dengan visi pengembangan berbasis komuditas lokal menjadi kekuatan untuk mewujudkan pengembangan STP garam ini. Dukungan lainnya adalah telah tersedianya Laborotorium Garam yang dikembangkan oleh Program Studi Ilmu Kelautan di universitas ini.

 

Share this post

Add comment


Security code
Refresh