Program PPK OrMaWa Penalaran Lahirkan Inovasi Konsep Smart Farming Berbasis IoT untuk Atasi Limbah Kotoran Sapi di Desa Dakiring

  • PDF

 

PROGRAM PPK ORMAWA PENALARAN LAHIRKAN INOVASI KONSEP SMART FARMING BERBASIS IOT UNTUK ATASI LIMBAH KOTORAN SAPI DI DESA DAKIRING

 

 

Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK-OrMaWa) Universitas Trunojoyo Madura merupakan program yang luar biasa. Di antara empat tim PPK-OrMaWa Universitas Trunojoyo Madura yang mendapatkan pendanaan Belmawa pada Tahun 2023, salah satunya adalah PPK Ormawa Penalaran. Tim PPK-O Penalaran adalah bagian dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura yang berfokus pada kegiatan kepenulisan dan penelitian. Kontribusi luar biasa mereka adalah menciptakan konsep smart farming dengan menggunakan perangkat berbasis IoT untuk mengolah limbah kotoran sapi di Desa Dakiring, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan. Pendekatan inovatif ini memperlihatkan komitmen universitas terhadap pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat

Dakiring, salah satu desa yang memiliki potensi pengembangan sapi, menghadapi tantangan serius terkait penumpukan kotoran sapi yang menyebabkan bau tidak sedap. Setiap rumah di desa ini diketahui memiliki 1-2 ekor sapi, sehingga menghadirkan permasalahan lingkungan yang perlu segera diatasi. Untuk mengatasi masalah ini, Tim PPK-Ormawa yang terdiri dari mahasiswa program studi di Fakultas Pertanian, seperti Agroekoteknologi, Agribisnis, Teknologi Industri Pertanian, dan Ilmu Kelautan, telah merumuskan solusi yang menjanjikan berupa konsep pertanian pintar (Smart Farming) berbasis Internet of Things (IoT) pada alat pengolah pupuk. Dengan pendekatan inovatif ini, diharapkan masalah penumpukan kotoran sapi dapat teratasi secara efisien dan berkelanjutan, memberikan dampak positif bagi masyarakat Dakiring dan lingkungan sekitar.

"Efisiensi pembuatan pupuk perlu diterapkan dikarenakan para petani memiliki pekerjaan utama sehingga harus membagi waktu dan tenaga dalam proses pembuatan pupuk, sehingga kami melakukan pelatihan dan juga pendampingan mengenai pengelolaan limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik dengan alat yang kami rancang berbasis IOT untuk meningkatkan kompetensi petani dalam pengelolaan limbah kotoran sapi sekaligus juga untuk menerapkan teknologi 4.0 untuk mendukung penerapan smart farming di Desa Dakiring." Ungkap Etna sebagai Ketua Tim PPK OrMaWa Penalaran. 

foto bareng_ppk_o

Kegiatan yang berbasis pengabdian masyarakat ini telah dimulai dengan adanya sosialisasi pertama yang dihadiri Kepala Desa, Kelompok Tani, dan Tim PPK-O yang telah dilaksanakan pada Sabtu (15/07/2023) Dalam sosialisasi tersebut, tim PPK Ormawa UKM-FP Penalaran menjelaskan program yang akan dijalankan dan pentingnya pengelolaan limbah kotoran sapi untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan. Mereka juga menyampaikan manfaat dari pupuk organik yang dihasilkan dari limbah tersebut, yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berbahaya. Acara sosialisasi berlangsung di sekretariat desa dan dihadiri oleh dua puluh warga desa sebagai kelompok tani khusus yang akan menjadi pendukung dalam kegiatan PPK Ormawa Penalaran yang antusias.

1. Pemotongan_pita

 

Sabtu, (29/07/2023) Setelah sosialisasi pertama berlangsung, dilanjutkan dengan demonstrasi alat yang kembali dihadiri oleh dua puluh warga desa, Kepala Dinas Pertanian Kab. Bangkalan, dan Kepala Dinas Peternakan Kab. Bangkalan. Tim PPK-O Penalaran telah melakukan launcing alat pengolah pupuk. Kegiatan ini mendapatkan respon yang positif dari berbagai pihak seperti Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan.

Kabid Prasarana Sarana dan Penyuluhan Dispertahutbun kabupaten Bangkalan, Cehaka Karya Dinata mengungkapkan, "Kami tunggu produksi pupuk ini 2 bulan ke depan, kita buat pupuk made in Bangkalan ini. Setara dengan Pupuk organik lain bahkan memiliki kualitas yang lebih."

Alat canggih ini dirancang oleh tim PPK Ormawa UKM-FP Penalaran dibantu oleh dosen teknik dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) untuk memonitoring dan mengontrol proses pembuatan pupuk secara otomatis. Para warga desa tampak terkesan dengan teknologi ini dan bersemangat untuk segera mempraktekkannya di lingkungan mereka.

Ketua tim PPK Ormawa UKM-FP Penalaran, Etna Ianah Miskiyah menyatakan, "Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya kami untuk memberdayakan masyarakat desa dalam mengelola limbah dan memperkenalkan teknologi ramah lingkungan. Kami berharap penggunaan alat pembuatan pupuk ini dapat membantu masyarakat desa meningkatkan produksi pertanian secara berkelanjutan."

Dengan suksesnya kegiatan sosialisasi dan demonstrasi alat pembuatan pupuk dari limbah kotoran sapi di Desa Dakiring, PPK ormawa UKM-FP Penalaran telah memberikan kontribusi positif dalam mendorong kesadaran lingkungan dan memperkenalkan teknologi inovatif bagi masyarakat desa. Kegiatan akan berlangsung selama 5 Bulan yakni berakhir pada Bulan Desember mendatang. Puncak kegiatan ini adalah Abdidaya PPK-O yang merupakan ajang kompetisi bagi seluruh PPK-O di seluruh Indonesia.

terdapat beberapa harapan dari pihak terkait :

"Terus kembangkan alat yang ada ini, dampingi para petani sampai bisa menghasilkan pupuk organik yang kemasannya bagus dan layak, standar mutunya terjaga, kualitas terjamin dan siap dipasarkan sehingga outputnya bisa mensejahterakan warga desa Dakiring" Ujar Cehaka Kara Dinata sebagai Kabid Prasarana Sarana dan Penyuluhan Dispertahutbun kabupaten Bangkalan.

"Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk para peternak dengan adanya alat pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk yang bermanfaat bagi pertanian, jadi kita dukung untuk kedepannya lebih dapat berinovasi dan lebuh besar lagi" Ujar Badri Kusuma sebagai Pengawas Bibit Ternak Kabupaten Bangkalan

"Mudah mudahan program ini berjalan dengan lancar dan selalu bermanfaat bagi masyarakat khususnya petani desa Dakiring" Ujar Abdul Rochman sebagai Kepala Desa Dakiring.

"Acara pada pagi hari ini sudah sangat luar biasa artinya teman teman mahasiswa sudah berkolaborasi dan berkoordinasi dengan kelompok tani di Desa Dakiring, saya kira kegiatan ini dampaknya sangat luar biasa khususnya dalam pengolahan limbah kotoran sapi menjadi pupuk organik di Desa Dakiring, seperti yang dilihat selama ini kotoran sapi di desa ini cukup banyak dan tidak dikelola dengan baik, jadi harapan kedepannya dapat dimanfaatkan dengan baik dengan berkolaborasi bersama mahasiswa berkaitan dengan alat yang akan di uji cobakan di desa Dakiring ini" Ujar Saiho sebagai Ketua kelompok tani

Share this post

Add comment


Security code
Refresh