UTM Official

Seputar UTM

KOLABORASI UTM-PETRONAS WUJUDKAN KONSERVASI SUMBER DAYA HAYATI LAUT DI DESA NEPA SAMPANG

Sampang, 4 Oktober 2025 – Upaya pelestarian ekosistem laut kembali diperkuat melalui Aksi Masyarakat Peduli Konservasi Sumber Daya Hayati Laut Nepa Sampang, hasil kolaborasi antara Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dan Petronas Indonesia. Kegiatan yang digelar di perairan Desa Nepa, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang ini menjadi langkah konkret dalam mendukung konservasi keanekaragaman hayati laut melalui inovasi teknologi fish spawning shelter.
Program kolaboratif ini melibatkan dosen, mahasiswa, kelompok masyarakat pesisir (Pokmas), tokoh masyarakat, serta pemerintah Desa Nepa. Sinergi lintas sektor tersebut diharapkan mampu memperkuat upaya rehabilitasi ekosistem laut yang terdegradasi dan menumbuhkan kesadaran kolektif dalam menjaga kelestarian sumber daya hayati pesisir Madura.
Konservasi laut saat ini tidak cukup hanya mengandalkan perlindungan wilayah perairan, tetapi memerlukan inovasi dan keterlibatan masyarakat secara aktif. Salah satu pendekatan yang dikembangkan UTM dan Petronas adalah dengan penenggelaman fish spawning shelter, media buatan yang berfungsi sebagai tempat ikan bertelur, tumbuh, dan berlindung.
Sebanyak 30 unit fish spawning shelter ditenggelamkan di perairan Nepa. Struktur ini dirancang menyerupai habitat alami dan dilengkapi dengan bahan ijuk pada rangkanya untuk memicu ikan melakukan pemijahan. Modifikasi tersebut menjadikan fish shelter ini berfungsi ganda—sebagai tempat memijah (spawning ground) sekaligus area perlindungan biota laut.
Fish spawning shelter ini diharapkan mampu meningkatkan populasi ikan, memperkaya biodiversitas, dan memulihkan ekosistem lamun serta terumbu karang yang rusak akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim. Dua hingga empat minggu setelah penenggelaman, tim UTM akan melakukan identifikasi keanekaragaman hayati biota laut pada radius 100 meter di sekitar lokasi untuk menilai efektivitas program ini.

Dr. Apri Arisandi, akademisi UTM yang terlibat dalam kegiatan tersebut, menjelaskan bahwa inovasi fish spawning shelter merupakan hasil riset berbasis kebutuhan ekosistem lokal. “Fish shelter ini telah terbukti efektif meningkatkan populasi dan keanekaragaman jenis ikan, bahkan mendekati fungsi ekosistem terumbu karang alami,” ujarnya.
Ia menambahkan, penggunaan ijuk sebagai media tambahan merupakan inovasi penting dalam desain shelter. “Di dunia pembenihan ikan, ijuk dikenal mampu memicu ikan untuk memijah. Dengan menambahkannya ke struktur shelter, kita berharap ikan tertarik untuk bertelur di area tersebut, sehingga mempercepat proses regenerasi populasi laut,” jelas Apri.
Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya program konservasi, tetapi juga bentuk pemberdayaan masyarakat pesisir. “Keterlibatan masyarakat lokal memastikan keberlanjutan program. Merekalah penjaga utama laut Madura,” tambahnya.
Sementara itu, Fariz Ardianto, Biodiversity Officer PC Ketapang II Ltd – Petronas Indonesia, menegaskan bahwa dukungan Petronas dalam kegiatan ini merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) di bidang lingkungan dan pemberdayaan masyarakat pesisir.
“Kami berharap keberadaan fish spawning shelter ini dapat meningkatkan hasil tangkapan nelayan dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Nepa,” kata Fariz.
Ia menekankan bahwa sejak tahap perencanaan, pembuatan hingga penenggelaman shelter, masyarakat lokal selalu dilibatkan. “Prinsipnya adalah partisipasi aktif masyarakat. Dengan ikut terlibat langsung, mereka tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga bagian dari proses konservasi,” lanjutnya.
Menurutnya, pendekatan ini menciptakan efek ganda (multiplier effect)—selain meningkatkan produktivitas laut, juga memperkuat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga ekosistem. “Konservasi dan ekonomi bisa berjalan berdampingan jika dilakukan dengan kolaboratif,” tegasnya.

Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Faidal, M.M., menjelaskan bahwa keberhasilan konservasi laut tidak akan tercapai tanpa keterlibatan aktif masyarakat lokal. “Masyarakat Desa Nepa adalah penjaga dan pelaksana utama keberlanjutan lingkungan. Mereka yang setiap hari berinteraksi langsung dengan laut, sehingga memiliki pengetahuan lokal yang sangat berharga,” ujarnya.
Faidal menilai, dukungan masyarakat tidak hanya penting dalam tahap pelaksanaan, tetapi juga dalam menjaga keberlanjutan hasil program. “Edukasi, pengawasan bersama, dan praktik ramah lingkungan harus menjadi budaya baru di kalangan masyarakat pesisir,” katanya.
Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap Petronas Indonesia dan UTM yang secara konsisten menjalin kerja sama dalam berbagai program konservasi dan pemberdayaan. “Ini bukan pertama kalinya UTM dan Petronas berkolaborasi. Selama ini, kerja sama keduanya telah menghasilkan berbagai inovasi riset dan aksi nyata di bidang konservasi laut dan sosial-ekonomi masyarakat pesisir,” imbuhnya.

Program konservasi laut di Nepa ini menjadi cerminan dari komitmen UTM untuk terus memperluas jejaring riset global berbasis potensi lokal. Melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), UTM menjadikan riset, konservasi, dan pemberdayaan masyarakat sebagai tiga pilar utama pembangunan berkelanjutan.
Keterlibatan korporasi seperti Petronas Indonesia memperkuat model kolaborasi tiga pihak — universitas, industri, dan masyarakat — yang efektif dalam menjawab tantangan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan sosial.
Kegiatan ini juga menegaskan bahwa inovasi lokal Madura memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada agenda global konservasi laut. Pendekatan berbasis riset, teknologi, dan partisipasi masyarakat dapat menjadi model nasional dalam upaya pelestarian sumber daya pesisir Indonesia.

Melalui Aksi Masyarakat Peduli Konservasi Sumber Daya Hayati Laut Nepa Sampang, Universitas Trunojoyo Madura dan Petronas Indonesia membuktikan bahwa keberlanjutan lingkungan tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada sinergi antara ilmu pengetahuan, kepedulian sosial, dan partisipasi masyarakat.
Kolaborasi ini bukan sekadar kegiatan konservasi, melainkan langkah nyata menuju ekosistem laut yang sehat, lestari, dan produktif. Dengan peran aktif masyarakat dan dukungan industri, Madura menunjukkan potensi besarnya dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Universitas Trunojoyo Madura kembali menegaskan komitmennya dalam mengembangkan riset dan inovasi konservasi laut yang berakar dari potensi lokal serta berdampak luas bagi masyarakat. Prestasi ini mencerminkan langkah nyata UTM dalam memperkuat sistem konservasi dan pemberdayaan masyarakat pesisir menuju keberlanjutan lingkungan yang berdaya saing global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *